Mencari

Wednesday, October 3, 2012

Seluk beluk ASI


Kali ini bunda masih akan menyampaikan info seputar ASI (Air Susu Ibu), langsung saja ya.....

Produksi ASI
Setiap kali bayi menghisap ia akan merangsang ujung saraf disekitar payudara dan disalurkan ke otak dan merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk memproduksi hormon prolaktin. Prolaktin dialirkan ke pabrik ASI, merangsang sel-sel alveoli pembuat ASI untuk memproduksi ASI.
Semakin banyak ASI dikeluarkan dan semakin sering menyusui semakin banyak pula ASI diproduksi. Selain itu hormon prolaktin akan menekan fungsi indung telur (ovarium) sehingga menyusui secara eksklusif akan dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid, tetapi menyusui eksklusif jangan digunakan sebagai patokan pencegah kehamilan.

Proses ASI dialirkan
Isapan bayi akan merangsang bagian belakang kelenjar hipofisik diotak sehingga akan memproduksi hormon oksitosin. Hormon oksitosin dialirkan melalui darah menuju payudara, kemudian akan merangsang otot-otot yang mengelilingi pabrik untuk berkontraksi sehingga ASI diperas keluar dari pabrik ke saluran ASI.
Hormon prolaktin mencapai puncaknya pada proses melahirkan, inilah penyebab mengapa melahirkan secara normal memperbesar kemungkinan berhasinya ASI eksklusif. Tapi bagi ibu yang melahirkan secara caesar jangan berkecil hati, tetap berjuang, banyak ibu-ibu yang melahirkan secara caesar tapi bisa memberikan ASI eksklusif selama 2 tahun. Hormon prolatin dan oksitosin ini akan bertahap menurun sampai dengan bulan ke 4 jika ibu terhalang menyusui, oleh kerenanya gunakan kesempatan emas sebaik-baiknya.

Hal-hal yang dapat meningkatkan oksitosin
1.    Ibu dalam keadaaan tenang, mungkin dapat dibantu dengan mendengarkan musik lembut agar ibu relaks.
2.    Ibu melihat, mencium (jangan ayahnya saja yang di cium…hehehehe), mendengarkan celoteh, atau tangisan bayi (tapi bunda jangan ikut nangis ya…)
3.      Ayah diberi tugas menggendong dan menyendawakan bayi.
4.      Ayah mengganti popok bayi.
5.      Ayah memandikan bayi
6.      Ayah bermain dan bergurau dengan bayi.
7.      Ayah memijat bayi

Hal-hal yang mempengaruhi berkurangnya oksitosin
1.      Takut bentuk payudara berubah dan takut gemuk.
2.      Ibu bekerja, sehingga menjadi stres.
3.      Ibu merasa atau takut ASInya tidak cukup.
4.      Ibu merasa kesakitan, terutama saat menyusui.
5.      Ibu merasa sedih, cemas, marah, kesal dan bingung.
6.      Merasa malu menyusui
7.      Suami/keluarga kurang mendukung dan mengerti ASI.

Hal-hal yang menyebabkan ASI kurang
1.      Kelainan kelenjar mamae
2.      Mengidap penyakit tiroid (hypothyroidsm) atau masalah kelenjar endokrin (sepeti polycystic ovarium disease)
3.      Refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, sehingga aliran ASI menjadi lambat.
4.      Stres, marah, jengkel dan sedih
5.      Kurang minum (minimal 16 gelas/hari)
6.      Kurang asupan gizi makanan, jangan mencoba untuk diet. Pertahankan pola makan sehat dan seimbang yang banyak mengandung protein dan karbohidrat kompleks.
7.      Konsumsi alkohol.
8.      Kurang istirahat/kecapaian (disarankan tidur siang).
9.      Ketidakmampuan bayi untuk mengisap dengan benar.
10.  Ibu sakit, apabila ibu sedang sakit (batuk/flu) tetap desarankan untuk menyusui, karena ASI mengandung antibody batuk/flu yang berguna bagi bayi.

ASI dirasa cukup apabila :

1.  Bayi tenang dan rileks/puas setelan disusui. Bedakan bayi yang tertidur setelah menyusui karena hormon aksitosin (bukan karena kenyang) setelah ditaruh tidak lama bayi akan bangun dan menangis karena masih lapar. Sebaliknya jika bayi tidak menangis berarti bayi sudah kenyang.
2.      Buang air kecil (BAK) 5-6 kali/hari.
      Buang air besar (BAB) 2-5 kali/hari (Bagi ASI eksklusif ada pula yang BAB 4 hari sekali)
3.      Terdengar suara “clup clup glek glek” saat bayi menyusu.
4.      Bayi melepaskan puting susu sendiri.
5.      Bayi bersuara ketika disendawakan.
6.     Kenaikan berat tubuh bayi 110gr hingga 200gr dalam seminggu. Bayi yang diberikan ASI cenderung lebih kurus dan kenaikan berat tubuhnya lebih perlahan dari pada bayi yang diberi susu formula.

Petunjuk penyimpanan ASI
    ASI yang telah dikeluarkan akan terpisah dalam beberapa lapisan. Hal ini biasa, cukup kocok botol tempat ASI disimpan.
1.   ASI yang membeku harus dihangatkan dengan cepat, tetapi tidak dalam air mendidih, karena ASI akan mengental dan jangan dibiarkan terlalu lama dalam suhu kamar.
2.      Mula-mula letakkan botol ASI kedalam air dingin, kemudian secara perlahan-lahan beri air hangat sampai ASI mencair, atau letakkan botol ASI beku kedalam kulkas, 12 jam sebelum ASI diminumkan (hingga ASI mencair dengan sendirinya).
3.      Setelah itu, hangatkan botol ASI tersebut dengan merendamnya dalam air hangat 60ÂșC, sebentar saja supaya ASI mencapai suhu tubuh yang normal.
4.      Sebelum diminumkan ke bayi, coba dulu dengan meneteskan pada punggung tangan anda.

Tabel ini menunjukkan berapa lama ASI dapat bertahan pada suhu udara tertentu


ASI
Pada Suhu Udara
Dalam Lemari Es
Dalam Freezer
Yang baru saja dikeluarkan (fresh)
Bisa bertahan antara 6-8 jam pada suhu udara 26°C atau kurang
Bisa bertahan antara 3-5 hari pada suhu udara 4°C atau kurang
Bisa bertahan dalam waktu 2 minggu, apabila freezer ada didalam lemari es (1 pintu). Apabila 2 pintu bisa bertahan sampai 3 bulan.
Yang sebelumnya sudah dibekukan dan dicairkan di lemari es
Bisa bertahan paling lama 4 jam
Bisa bertahan 24 jam
Jangan dimasukkan ke freezer kembali
Yang sudah dicairkan dengan air hangat
Harus dberikan sekaligus
Bisa bertahan untuk 4 jam
Jangan dimasukkan ke freezer kembali
Yang sudah diminumkan ke bayi dari botol yang sama
Sisa harus dibuang
Dibuang
Dibuang

(sumber : wijaya)
 

No comments:

Post a Comment